Mengurangi Ketimpangan Distribusi Qurban dengan Data

Tidak lama lagi kita akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1437 H, yang akan jatuh pada tanggal 12 September 2016 M bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1437 H. Seperti lazimnya perayaan Idul Adha setiap tahunnya, umat muslim disunnahkan untuk melakukan Ibadah Qurban, yaitu menyembelih hewan Qurban untuk dibagikan kepada yang berhak menerimanya(mustahiq). Ada pertanyaan yang terlintas di kepala saya tentang bagaimana distribusi daging qurban selama ini. Pertanyaan tersebut muncul karena saya melihat selama ini distribusi daging qurban cenderung menumpuk di daerah tertentu. Sebaliknya ada daerah-daerah yang jumlah mustahiq-nya banyak namun jumlah daging qurban sedikit.  Hal ini didukung pula oleh berita yang saya temukan di harian Republika dengan judul "Peta distribusi pembagian hewan kurban belum ada". Berita ini semakin membuktikan ada ketimpangan dalam distribusi qurban.

Untuk memberikan gambaran yang konkrit tentang distribusi daging qurban, tim geodose mencoba untuk mencari data-data tentang jumlah hewan qurban di suatu daerah dan jumlah orang miskin di daerah tersebut. Idenya sederhana, yaitu mencoba menaksir jumlah daging dari hewan qurban yang ada, kemudian membaginya dengan jumlah orang miskin, sehingga didapatkan ratio jumlah kilogram daging yang diterima oleh setiap orang miskin. Hmm...Sempurna! Idenya sederhana dan cukup logis. Mulailah pengembaraan pencarian data dimulai. Ternyata.......Tidak mudah untuk menemukan data-data yang diperlukan. Banyak data yang muncul dari hasil pencarian namun sepenggal-sepenggal, tidak utuh dan tidak bisa dianalisis. Di ujung pencarian akhirnya kami menemukan data jumlah hewan qurban di Provinsi Aceh lengkap di 23 Kabupaten/Kota. Data tersebut diberitakan oleh situs berita lokal portalsatu.com yang bersumber dari Dinas Kesehatan dan Peternakan Hewan Provinsi Aceh. Data penduduk miskin diperoleh dari data Aceh dalam Angka 2015 yang dapat diunduh di laman BPS. Perkiraan jumlah daging dari hewan qurban merujuk pada tulisan di situs http://www.ternakpertama.com/.

Data yang dikumpulkan diperlakukan sebagaimana mestinya untuk dapat dianalisa. Dalam analisa ini ada dua asumsi yang digunakan yaitu berat sapi/kerbau diasumsikan 250 Kg dan berat kambing 25 Kg. Hasil analisa menunjukkan daging qurban cenderung menumpuk di daerah perkotaan. Untuk Provinsi Aceh jumlah daging Qurban terbanyak berada di Ibu Kota Provinsi Banda Aceh  berjumlah 182 ton, dengan ratio 9.4 Kg/Miskin. Diikuti oleh Kota Langsa dan Sabang. Peta distribusi hasil analisa dapat dilihat pada gambar 1. Di lapangan angka-angka hasil analisa tentu lebih kecil, karena daging qurban itu tidak saja diterima oleh fakir miskin, namun hasil analisa tersebut paling tidak menjadi sebuah referensi untuk mengurangi ketimpangan distribusi qurban.

Hal yang sama dapat dilakukan di daerah lain di seluruh Indonesia. Dari data dan peta hasil analisa dapat diketahui daerah-daerah yang memiliki ratio kecil, sehingga orang yang akan berqurban dapat mengalihkan qurbannya ke daerah tersebut. Hal ini akan semakin mudah jika tersedianya sebuah sistem yang dapat menyediakan informasi jumlah mustahiq dan jumlah hewan qurban yang ada.  Untuk membangun sistem ini dibutuhkan kerjasama berbagai pihak . Tentunya data akan menjadi pondasi dalam sistem ini.          
Peta dan data tabular distribusi qurban Prov. Aceh 2015
Gambar 1. Peta dan data tabular distribusi qurban Prov. Aceh 2015
Download PDF

Distribusi daging Qurban Provinsi Aceh tahun 2015
Gambar 2. Peta distribusi Daging Qurban Provinsi Aceh tahun 2015
Dowload PDF





Related Posts

Disqus Comments